Open Trip Gunung Kerinci 3.805 mdpl - OpenTrip 2018

OpenTrip Gunung Kerinci 2018
Open Trip Gunung Kerinci 3.805 mdpl - OpenTrip 2018
Senin-Sabtu, 20-24 Juni 2018 
Meet Point Bandara Minangkabau Padang

Gunung Tertinggi ke dua di Indonesia!  
Dan Sebagai Gunung Api Tertinggi di Indonesia  

Pendaftaran mulai sekarang!!
DP minimal 750 ribu.

Jadwal Open Trip Kerinci 2018
  • 20-24 Juni 2018
  • 20-24 Juli 2018 
  • 16-20 Agustus 2018 
  • 07-11 September 2018 
  • 05-09 Oktober 2018
  •  16-20 November 2018 
  • 21-25 Desember 2018
 
Include [ Termasuk ] 👇👇👇
  • Mobil PP Kerinci,
  • Penginapan,
  • Trans BC Pintu Rimba PP,
  • Trans BC Pintu G7 PP,
  • Trans Danau Kaco,
  • All simaksi [ Tiket Masuk Semua Obyek Wisata ]
  • Guide Profesional dan Berpengalaman
  • PorterGrup [ Tim ]
  • Makan Selama Pendakian
  • Porter Masak
  • Tenda
  • Alat Masak
  • Perlengkapan Makan
  • Kaos
  • Stiker
  • Dokumentasi
  • Teman Baru
  • Pengalaman Baru. 😁
  • Jodoh Baru [ Bagi Yang Belum Menikah Saja ]
Exclude [ Tidak Termasuk ]
  • Yang tidak kami sebutkan diatas
untuk lebih jelasnya, silahkan kepoin instagram @xplore.wisata ya.. 😉 📲  untuk pendaftaran silahkan hubungi kontak di bawah ini 👇👇👇👇👇
———————————————————
.
🔊 KUOTA TERBATAS!!

BIAYA TOTAL
Biaya Rp. 1.750.000,..
DP Minimal 750.000

Call Center ExploreWisata.com,
085.643.455.685
D72E559E / 7A722B86
#porter #guide #pemandu #transport lokal #rinjani 3.726 mdpl #semeru 3.676 mdpl #slamet 3.428 mdpl #lawu 3.265 mdpl #merbabu 3.145 mdpl #sindoro 3.150 mdpl #gunungprau 2.565 mdpl #gunungsikunir #porterrinjani #portersemeru #porterargopuro #portermerbabu #porterlawu #porterslamet #portersumbing #portersindoro #kaosadventure #kaosbacpacker #backpackerindonesia #opentripsemeru #opentripmerbabu #opentripkarimunjawa #opentriprinjani #cikuray #gede #parango #gunungsalak #bromo #karimunjawa #guapindul #raftingsungaielo #raftingelo #raftingprogo #tangkubanperahu #derawan #belitung #pahawang #cartensz piramid, #trekkingcartensz #cartenz murah #sevensummit

Gunung Kerinci

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Gunung Kerinci
Mount Kerinci from Kayuaro.jpg
Gunung Kerinci dilihat dari Kayuaro
Titik tertinggi
Ketinggian 3.805 m (12.484 ft)
Puncak 3.805 m (12.484 ft)Urutan ke-33
Masuk dalam daftar Ultra
Ribu
Geografi
Gunung Kerinci is located in Topografi Sumatera
Gunung Kerinci
Gunung Kerinci
Pegunungan Bukit Barisan
Geologi
Jenis gunung Stratovolcano
Busur/sabuk vulkanik Cincin Api Pasifik
Letusan terakhir 2009
Pendakian
Pendakian pertama 1877 oleh von Hasselt and Veth
Rute termudah Kersik Tuo
Gunung Kerinci (juga dieja "Kerintji", dan dikenal sebagai Gunung Gadang, Berapi Kurinci, Kerinchi, Korinci, atau Puncak Indrapura) adalah gunung tertinggi di Sumatra, gunung berapi tertinggi di Indonesia, dan puncak tertinggi di Indonesia di luar Papua. Gunung Kerinci terletak di Provinsi Jambi yang berbatasan dengan provinsi Sumatera Barat, di Pegunungan Bukit Barisan, dekat pantai barat, dan terletak sekitar 130 km sebelah selatan Padang. Gunung ini dikelilingi hutan lebat Taman Nasional Kerinci Seblat dan merupakan habitat harimau sumatra dan badak sumatra.

Puncak Gunung Kerinci berada pada ketinggian 3.805 mdpl, di sini pengunjung dapat melihat di kejauhan membentang pemandangan indah Kota Jambi, Padang, dan Bengkulu. Bahkan Samudera Hindia yang luas dapat terlihat dengan jelas. Gunung Kerinci memiliki kawah seluas 400 x 120 meter dan berisi air yang berwarna hijau. Di sebelah timur terdapat danau Bento, rawa berair jernih tertinggi di Sumatera. Di belakangnya terdapat gunung tujuh dengan kawah yang sangat indah yang hampir tak tersentuh.

Gunung Kerinci merupakan gunung berapi bertipe stratovolcano yang masih aktif dan terakhir kali meletus pada tahun 2009.

Pendakian

Gunung ini dapat ditempuh melalui darat dari Jambi menuju Sungaipenuh melalui Bangko. Dapat juga ditempuh dari Padang, Lubuk Linggau, dan Bengkulu. Dengan pesawat terbang dapat mendarat di Padang atau Jambi.

Keindahan panorama yang natural dengan kekayaan flora dan fauna dapat ditemui mulai dari dataran rendah hingga puncak Gunung Kerinci, tidak hanya untuk dinikmati tetapi sangat baik untuk melakukan penelitian dan pendidikan. Pendakian ke puncak Gunung Kerinci memakan waktu dua hari mulai dari Pos Kersik Tuo.

Desa Kersik Tuo, Kecamatan Kayu Aro berada pada ketinggian 1.400 mdpl dengan penduduk yang terdiri dari para pekerja perkebunan keturunan Jawa, sehingga bahasa setempat adalah bahasa Jawa. Dari Kersik Tuo kita menuju ke Pos penjagaan TNKS atau R10 pada ketinggian 1.611 mdpi dengan berjalan kaki sekitar 45 menit melintasi perkebunan teh.

Pondok R 10 adalah pondok jaga balai TNKS untuk mengawasi setiap pengunjung yang akan mendaki Gunung Kerinci. Dari R10 kita menuju ke Pintu Rimba dengan ketinggian 1.800 mdpl, Jaraknya sekitar 2 km dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam perjalanan. Medannya berupa perkebunan/ladang penduduk, kondisi jalan baik (aspal) sampai ke batas hutan.

Pintu Rimba merupakan gerbang awal pendakian berada dalam batas hutan antara ladang dan hutan heterogen sebagai pintu masuk. Pintu Rimba berada pada ketinggian 1.800 mdpl. Di sini ada lokasi shelter dan juga lokasi air kurang lebih 200 meter sebelah kiri. Jarak tempuh ke Bangku Panjang 2 km atau 30 menit perjalanan, lintasannya agak landai memasuki kawasan hutan heterogen.
Pos Bangku Panjang dengan ketinggian 1.909 mdpl, terdapat dua buah shelter yang dapat digunakan untuk beristirahat. Menuju Batu Lumut medan masih landai jarak 2 km dengan waktu tempuh sekitar 45 menit melintasi kawasan hutan. Pendaki dapat beristirahat di Pos Batu Lumut yang berada di ketinggian 2.000 mdpl, namun di sini tidak ada shelter-nya. Terdapat sungai yang kadang kala kering di musim kemarau.

Untuk menuju Pos 1 yang berjarak sekitar 2 km dari Batu Lumut kita membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam. Jalur memasuki kawasan hutan yang lebat dan terjal dengan kemiringan 45 hingga 60 derajat.
Pos 1 ini berada di ketinggian 2.225 mdpl dan terdapat sebuah pondok yang dapat digunakan untuk beristirahat. Untuk menuju Pos 2 jarak yang harus ditempuh sekitar 3 km dengan waktu tempuh 2 jam. Di lintasan ini kadang kala dijumpai medan yang terjal dengan kemiringan hingga 45 derajat tetapi masih bertemu dengan medan yang landai.

Terdapat sebuah Pondok yang sudah tua di Pos 2 yang berada di ketinggian 2.510 mdpl, di sini pendaki dapat beristirahat. Untuk menuju Pos 3 jarak yang harus ditempuh adalah 2 km dengan waktu tempuh sekitar 3 jam. Di lintasan ini dapat kita jumpai tumbuhan paku-pakuan dengan kondisi hutan yang agak terbuka.

Terdapat Pondok yang sudah rusak tinggal kerangkanya di Pos 3 yang berada di ketinggian 3.073 mdpl. Di tempat ini pendaki dapat beristirahat dan masih nyaman untuk mendirikan tenda karena masih terlindung oleh pepohonan. Waktu tempuh untuk menuju puncak dari pos ini sekitar 4 jam.

Untuk menuju ke Pos 4 jarak yang harus ditempuh sekitar 1,5 km, memerlukan waktu sekitar 1,5 jam. Kondisi jalur berupa bekas aliran air sehingga akan berubah menjadi selokan bila turun hujan. Pos 4 berada pada ketinggian 3.351 mdpl, tempat ini cukup lapang dan bisa untuk mendirikan beberapa tenda, namun cuaca di sini sering kali tidak bersahabat. Lintasan selanjutnya untuk menuju puncak berupa pasir dan batuan cadas. Jarak tempuh menuju puncak 2 km dengan waktu tempuh sekitar 3 jam. Di lintasan ini pendaki perlu ekstra hati-hati.


Mount Kerinci

From Wikipedia, the free encyclopedia
Mount Kerinci
Gunung Kerinci
ڬونوڠ كرينچي
Mount Kerinci from Kayuaro.jpg
Kerinci as seen from Kayu Aro
Highest point
Elevation 3,805 m (12,484 ft)
Prominence 3,805 m (12,484 ft) 
Ranked 33rd
Isolation 1,905 kilometres (1,184 mi)
Listing Island high point
Ultra
Ribu
Coordinates 1°41′48″S 101°15′56″ECoordinates: 1°41′48″S 101°15′56″E
Geography
Mount Kerinci is located in Sumatra
Mount Kerinci
Mount Kerinci
Parent range Barisan Mountains
Geology
Mountain type Stratovolcano
Volcanic arc/belt Pacific Ring of Fire
Last eruption June 2013
Climbing
First ascent December 1877 by Arend Ludolf van Hasselt and Daniël David Veth
Mount Kerinci (also spelled Kerintji, among several other ways, and referred to as Gunung Kerinci, Gadang, Berapi Kurinci, Kerinchi, Korinci/Korintji, or Peak of Indrapura/Indrapoera) is the highest volcano in Indonesia, and the highest peak on the island of Sumatra. It is surrounded by the lush forest of Kerinci Seblat National Park, home to the endangered species of Sumatran tiger and Sumatran rhinoceros.

Geography

Kerinci is located in the border of the titular Kerinci Regency of Jambi province and South Solok Regency of West Sumatra province, in the west central part of the island near the west coast, and is about 130 km (81 mi) south of Padang. It is part of the Barisan Mountains, a chain of volcanoes that span from the extreme northwest of the island (in Aceh province) all the way to the extreme southeast (in Lampung province). It is the most prominent feature of the terrain of Kerinci Seblat National Park, with pine-forested slopes rising 2,400-3,300 metres above the surrounding basin, and a cone 13 km (8 mi) wide and 25 km (16 mi) long at the base, elongated in the north-south direction. At the summit there is a deep 600 m (1,969 ft) wide crater, often partially filled by a small crater lake on the northeast side of the crater floor.

View into the Kerinci crater.

Volcanic activity

Kerinci is more active[citation needed] than most Indonesian volcanoes, with nearly annual phreatic eruptions. In 2004, Kerinci erupted and continues to spew clouds of sulphurous smoke, with plumes reaching as high as 1,000 m (3,281 ft) above the summit. In 2009, Kerinci erupted again and followed by June 2, 2013 eruption with 600 m (1,969 ft) spewed black smoke.[1] There is farmland in the area, and a tea plantation on its southern slope, Kerinci, being located in an Indonesian national park, and perhaps out of respect for its frequent growlings as well, sits in an area that is sparsely populated by Indonesian population-density standards.

Climbing

Kerinci can be climbed from the village of Kersik Tuo, 6 or 7 hours away from Padang by car or bus. The climb and descent normally takes 2 days and 1 night, when choosing to go all the way to the summit. Climbers may also choose to go up only as far as Camp 2 or 3, skipping the summit attempt, which requires a pre-dawn climb. Kerinci's terrain consists of thick jungle, and can get muddy and slippery even if there are only mild drizzles, which may occur occasionally even during the dry season. To climb the volcano a guide is needed, as there have been rare cases of people disappearing after attempting to trek alone.

Lakes

The Kerinci Seblat National Park has at least fifteen lakes of note, with the biggest being Kerinci Lake, followed by Gunung Tujuh Lake. The 4,200-hectares of Kerinci Lake lies at a height of 650 meters, and is the host of the annual Kerinci Lake Festival. Gunung Tujuh Lake (literally, Seven Mountains Lake) is a caldera lake formed in an extinct volcano, and is surrounded by seven peaks. It is also the highest lake in Southeast Asia at 1,996 meters.[2]

Kecik Wok Gedang Wok

Based on research in 1973, the 'Kecik Wok Gedang Wok' people are recognized as the first tribe to settle at a plateau around Mount Kerinci 10,000 years ago. Today, the Kecik Wong Gedang Wok people are limited due to assimilation with the Proto-Malay tribes which came later. There are around 135 dialects used only along the valley. This makes ethnographic analysis difficult to conduct.[3]

Posting Komentar

Anda dapat mengomentari artikel ini menggunakan akun google anda. Silahkan untuk masuk ke email anda / akun google kemudian berkomentar secara bijak.

Lebih baru Lebih lama

Paket Pendakian Gunung

Package Corporate

Package Honeymoon

Safary Trip

Xplore Wisata

XploreWisata merupakan salah satu jasa penyedia jasa layanan guide dan porter pendakian gunung.

Hubungi Admin