Spillway Waduk Gajah Mungkur Dibuka 150 M3/Detik


Spillway Waduk Gajah Mungkur Dibuka 150 M3/Detik

26 April 2015 14:36 WIB Category: Solo Metro Dikunjungi: kali A+ / A-

MEMANCING IKAN: Seorang warga memancing ikan di bawah spillway Waduk Gajah Mungkur Wonogiri, beberapa waktu lalu.(suaramerdeka.com/Khalid Yogi)

WONOGIRI, suaramerdeka.com – Pintu pelimpasan air (spillway) Waduk Gajah Mungkur Wonogiri dibuka semakin lebar, Minggu (26/4). Air sebanyak 150 m3 per detik digelontorkan dan dilepaskan dari waduk menuju Sungai Bengawan Solo. Spillway dibuka semakin lebar karena tinggi muka air (elevasi) waduk juga semakin meninggi, melebihi pola yang ditetapkan. Yakni mencapai 136,38 meter dari permukaan laut (dpl).

Koordinator Wilayah Bengawan Solo merangkap kepala Divisi Jasa Air dan Sumber Air (ASA) IV PJT I Wilayah Sungai Bengawan Solo, Winarno Susiladi mengatakan, spillway dibuka sejak Jumat (24/4). “Kami membuka spillway sebesar 100 m3 per detik pada Jumat (24/4) sejak pukul 15.00. Saat itu, tinggi muka air sudah mencapai 136,10 meter dpl,” katanya, Minggu (26/4).

Pintu air tersebut dibuka karena curah hujan masih sering turun secara sporadis di daerah hulu-hulu sungai atau di atas Waduk Gajah Mungkur. Terkadang hujan dnegan intensitas ekstrem juga masih turun di beberapa tempat. Akibatnya, tinggi muka air waduk semakin meningkat hingga mencapai 136,38 meter dpl pada Minggu siang (26/4).

“Mendekati musim pancaroba, hujan turun secara sporadis di beberapa tempat. Hujan ekstrem juga diikuti angin kencang seperti yang pernah diramalkan BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika),” terangnya.

Di sisi lain, saat banjir melanda Kota Solo, Rabu (23/4) lalu, pihaknya hanya melepaskan air sebesar 50 m3 per detik ke Sungai Bengawan Solo melalui Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Wonogiri. “Saat itu, kami hanya melepas 50 m3 per detik untuk menggerakkan turbin PLTA,” imbuhnya.

Pihaknya akan terus memantau ketinggian air di Sungai Bengawan Solo maupun hulu-hulu sungai yang menyuplai air ke Waduk Gajah Mungkur. Ada empat stasiun pantau yang digunakan untuk memantau curah hujan di daerah hulu, yakni di wilayah Tirtomoyo, Jatisrono, Baturetno, dan Pracimantoro.

Untuk mencukupi cadangan air selama musim kemarau, air Waduk Gajah Mungkur akan diatur agar elevasinya bisa mencapai lebih dari 136.00 meter dpl. Cadangan air waduk itu untuk mencukupi kebutuhan air selama musim kemarau. “Cadangan air itu ditentukan oleh pola tanam, pola alokasi air baku atau air minum dan sebagainya,” ujarnya.

(Khalid Yogi/CN41/SMNetwork)

Posting Komentar

Anda dapat mengomentari artikel ini menggunakan akun google anda. Silahkan untuk masuk ke email anda / akun google kemudian berkomentar secara bijak.

Lebih baru Lebih lama

Paket Pendakian Gunung

Package Corporate

Package Honeymoon

Safary Trip

Xplore Wisata

XploreWisata merupakan salah satu jasa penyedia jasa layanan guide dan porter pendakian gunung.

Hubungi Admin