Private Trip Slamet, 9 Akibat Gempa Bumi dan Jenisnya

 

Private Trip Gunung Rinjani, Ekosistem Pantai : Ciri-ciri, Komponen, Jenis, dan Manfaatnya 

Post author - Scientific Rev: Redaksi Ilmugeografi

Ekosistem pantai merupakan salah satu ekosistem yang ada di Bumi. Seperti yang kita ketahui bersama bahwasannya Bumi mempunyai jenis ekosistem, yakni ekosistem daratan dan juga ekosistem air. Ekosistem pantai ini merupakan salah satu jenis dari ekosistem daratan. Meskipun bersebelahan dengan ekosistem laut, namun ekosistem pantai adalah termasuk ekosistem daratan. Ekosistem pantai diartikan sebagai ekosistem yakni sebuah kesatuan komponen baik biotik maupun abiotik yang berada di sekitar pantai dan saling berinteraksi antara satu dengan lainnya, serta saling mempengaruhi dan terbentuknya sebuah aliran energi. Selain membentuk suatu energi, interaksi antara komponen- komponen tersebut juga membentuk sebuah struktur biotik dan juga siklus materi.

Dari uraian di atas, kita dapat menyebutkan bahwa ekosistem pantai merupakan suatu komponen biotik (hidup) dan komponen abiotik (tak hidup) yang berada di wilayah pantai. Di ekosistem pantai ini kita dapat menemukan berbagai macam karakteristik khas pantai.

Ciri-ciri Ekosistem Pantai

Pantai adalah suatu tempat yang sangat indah dan juga menarik untuk dapat kita kunjungi. Pantai ini merupakan tujuan wisata bagi banyak orang. Pantai dengan segala keindahannya perlahan- lahan mulai menghilang apabila tidak dijaga dengan baik. Seiring berjalannya waktu kita menemui bahwa banyak orang yang berkunjung ke pantai namun tidak bertanggung jawab pada pantai. Semakin lama kita semakin mengetahui bahwa orang- orang yang tidak bertanggung jawab akan menimbulkan kerusakan pada pantai. Akibatnya kita seringkali melihat banyak pantai yang tidak dalam kondisi bersih.

Ekosistem pantai sendiri secara umum dapat dikatakan sebagai satu ekosistem yang selaras. Ekosistem pantai yang baik dan juga sehat mempunyai beberapa ciri sebagai berikut:

  • Memiliki garis pantai yang permanen dan juga terjaga dengan baik. Garis pantai yang dimaksud adalah wilayah atau batasan antara daratan dengan lautan. Ekosistem pantai yang baik adalah pantai yang mempunyai ciri garis pantai yang terjaga dan juga permanen.
  • Terdapat ekosistem mangrove di sekitar pantai. Ekosistem pantai yang baik adalah yang mempunyai ekosistem hutan magrove di kawasan pantai tersebut. Ekosistem mangrove ini setidaknya berjumlah 30% dari jumlah total luas pesisir. Prosentase yang demikian tersebut merupakan jumlah yang ideal. Ekosistem hutan mangrove yag berada di wilayah pantai ini mempunyai fungsi sebagai penahan ombak laut yang bisa mengikis pesisir dari pantai tersebut (baca: abrasi pantai)
  • Terdapat pola usaha budidaya air payau. Salah satu ciri atau karakteristik dari ekosistem pantai yang baik dan juga sehat ini adalah terdapat pola usaha budidaya jenis air payau yang dilakukan dengan berpegang pada wawasan atas lingkungan yang baik. Mengapa harus berwawasan pada lingkungan yang baik? Hal ini karena pemafaatan lingkungan pantai tidak boleh sembarangan karena berhubungan dengan beragam makhluk hidup yang berada di sekitar pantai tersebut.
  • Pencemaran atas pantai bisa dikendalikan. Ekosistem pantai memang sulit lepas dari yang namanya pencemaran. Namun pencemaran di lingkungan ekosistem pantai yang baik dan juga sehat dapat diatasi atau dikendalikan dengan mudah, baik secara ilmiah maupun dengan campur tangan manusia.
  • Berperan sebagai rumah bagi aneka jenis makhluk hidup dan bisa menjadi sumber kehidupan bagi manusia yang tinggal di sekitaran pantai tersebut. Ekosistem pantai yang sehat adalah ekosistem pantai yang mempunyai berbagai macam fungsi atau manfaat pantai. Beberapa manfaat yang dipunyai oleh ekosistem pantai yang baik dan juga sehat adalah bisa digunakan sebagai rumah bagi berbagai macam makhluk hidup dan juga merupakan sumber penghidupan bagi manusia yang berada di sekitar pantai tersebut.

Itulah beberapa ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh ekosistem pantai yangbaik dan juga sehat. Ekosistem pantai yang sudah tercemar tidak mempunyai ciri- ciri yang demikian karena bagian- bagiannya sudah berubah. Berubahnya bagian dari pantai ini adalah perubahan yang bersifat negatif.

Komponen- komponen Ekosistem Pantai

Kita semua mengetahui bahwa di Bumi ini terdapat berbagai macam jenis ekosistem. Masing- masing ekosistem tersebut mempunyai komponen biotik dan juga komponen abiotik. Hal ini karena ekosistem memang merupakan interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. Dan lingkungan ini tersusun atas komponen biotik dan abiotik. Maka dari itu komponen biotik dan abiotik merupakan penyusun dari suatu ekosistem.

Seperti halnya dengan ekosistem lainnya, ekosistem pantai ini juga mempunyai berbagai komponen biotik dan juga komponen abiotik. Berbagai macam komponen biotik dan komponen abiotik yang dimiliki oleh ekosistem pantai ini antara lain:

  1. Komponen Biotik. Komponen biotik merupakan komponen yang berupa makhuk hidup, dimana makhluk hidup ini yang berada di lingkungan pantai baik binatang maupun tumbuhan. Beberapa komponen biotik yang berada di lingkungan pantai antara lain: ganggang, bakau, anemone laut, udang, kepiting, ikan, dan tumbuhan serta binatang lainnya yang hidup di wilayah pantai. (baca : ciri ciri hutan bakau)
  2. Komponen abiotik. Komponen abiotik adalah komponen yang ada di dalam suatu ekosistem yang berupa benda tak hidup. Meskipun berupa benda tak hidup, namun keberadaan komponen- komponen ini dapat mempengaruhi kelangsungan hidup makhluk hidup yang ada di sekitar ekosistem pantai tersebut. Oleh karena itulah beberapa komponen abiotik yang dimiliki oleh ekosistem pantai ini antara lain adalah pasir, daratan, suhu, udara (baca: ciri-ciri udara yang bersih), kelembaban, batu dan juga cahaya matahari (baca: bagian-bagian matahari). Komponen- komponen abiotik tersebut berada di mayoritas ekosistem pantai yang ada dunia ini. Hal itu karena benda- benda yang menjadi komponen tersebut dapat kita temui dengan mudah di wilayah sekitar pantai.

Itulah komponen biotik dan abiotik yang berada di ekosistem pantai. Komponen biotik dan komponen abiotik ini selalu ada di setiap ekosistem yang ada di Bumi.

Satuan- satuan dalam Ekosistem Pantai

Ekosistem pantai merupakan salah satu ekosistem yang bisa dikatakan unik. Ekosistem ini dikatakan unik karena mencakup tiga unsur. Unsur- unsur yang tercakup dalam ekosistem ini adalah tanah yang berada di daratan, air yang ada di laut, dan juga di udara. Wilayah pantai merupakan wilayah pertemuan antara ekosistem daratan dan juga ekosistem air atau akuatik. Ekosistem pantai ini juga merupakan ekosistem yang memiliki berbagai macam satuan. Satuan- satuan ini hanya dimiliki oleh ekosistem pantai dan tidak dimiliki oleh ekosistem yang lainnya. Beberapa satuan yang dimiliki oleh ekosistem pantai ini adalah sebagai berikut:

  1. Ekosistem terumbu karang atau Coral Reef.
  2. Ekosistem hutan bakau atau hutan mangrove
  3. Ekosistem padang lamun atau sea grass
  4. Ekosistem pantai berpasir atau sandu beach
  5. Ekosistem pantai berbatu atai rocky beach, dan
  6. Ekosistem muara sungai atau estuari.

Itulah satuan- satuan  yang dimiliki oleh ekosistem pantai. Dari keenam satuan tersebut ada tiga satuan yang menjadi ekosistem paling utama di ekosistem pantai. Ekosistem yang utama dalam ekosistem pantai adalah ekosistem terumbu karang, ekosistem hutan bakau, dan juga ekosistem padang lamun.

Sifat Ekosistem Pantai

Ekosistem pantai ini merupakan ekosistem yang paling unik karena merupakan wilayah pertemuan antara daratan dan juga lautan. Oleh sebab itulah ekosistem pantai ini mempunyai beberapa sifat khusus yang tidak dimiliki oleh ekosistem yang lainnya. Ekosistem pantai ini memiliki beberapa sifat khusus, yaitu:

1. Ekosistem ini dipengaruhi oleh pasang surut air laut

Ekosistem pantai ini merupakan ekosistem yang sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Pasang surut air laut ini merupakan siklus harian dari air laut. Dengan demikian flora dan fauna yang dapat bertahan hidup di wilayah pantai adalah flora dan fauna yang beradaptasi dengan cara melekat ke substrat yang keras agar tidak terhempas oleh gelombang. (baca : manfaat pasang surut air laut)

2. Wilayah yang paling atas dari ekosistem ini merupakan wilayah yang paling sedikit terkena air

Ekosistem pantai ini memiliki bagian yang paling sedikit terkena air, yakni bagian yang paling atas. Bagian paling atas dari ekosistem ini hanya akan akan terkena air apabila air laut sedang pasang. Oleh karena itulah wilayah ini sangat jarang terkena oleh air. Wilayah pantai yang paling atas ini didiami oleh beberapa fauna dan flora, diantaranya adalah jenis- jenis moluska, ganggang, kerang, dan juga beberapa jenis burung pantai.

3. Memiliki titik tengah yang terendam oleh air apabila pasang tinggi maupun pasang rendah

Ekosistem pantai mempunyai sifat tengah yang terendam air ketika terjadi pasang tinggi maupun pasang rendah. Tempat tengah ini dihuni oleh beberapa organisme. Organisme yang tinggal di daerah ini anatar lain anemon laut, remis, siput, ganggang, porifera, dan lain sebagainya.

4. Wilayah yang paling dalam dihuni oleh beberapa jenis makhluk hidup

Beberapa makhluk hidup yang tinggal di wilayah ini antara lain binatang- binatang invertebrata, ikan, dan juga berbagai macam rumput laut.

Itulah beberapa sifat yang dimiliki oleh ekosistem pantai ini. Sifat- sifat tersebut merupakan sebuah ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh ekosistem pantai ini. Adapun semua ekosistem pantai yang ada di Bumi ini pastilah mempunyai sifat- sifat seperti yang telah disebutkan di atas.

Jenis- jenis Ekosistem Pantai

Tahukah Anda satu informasi tentang ekosistem pantai ini? Ternyata ekosistem pantai bukanlah sebuah ekosistem yang hanya terdiri satu macam saja di seluruh dunia. Apabila dilihat dari jenis pantainya, setidaknya kita akan menemui dua jenis ekosistem pantai. Kedua jenis ekosistem pantai tersebut adalah:

  1. Ekosistem pantai batu

Jenis ekosistem pantai yang pertama berdasarkan jenis pantainya adalah ekosistem pantai batu (baca: jenis batuan). Ekosistem pantai batu ini merupakan ekosistem pantai yang terbentuk karena adanya bongkahan- bongkahan batu granit. Bongkaha- bongkahan batu granit tersebut adalah bongkahan batu yang besar yang bisa juga berupa batu padas (baca: tanah padas). Batuan padas yang membentuk ekosistem ini dapat terbentuk dari konglomerasi atau proses berkumpul dan menyetunya batu- batu kecil (kerikil) dengan tanah liat atau tanah kapur. Di ekosistem pantai batu ini, biasanya kita akan menemukan vegetasi dari tanaman- tanaman jenis Sargassum atau Eucheuma. Ekosistem pantai batu ini mudah untuk dikenali karena ekosistem ini mempunyai beberapa ciri. Ciri- ciri yang dimiliki oleh ekosistem pantai batu antara lain:

  • Tanah yang berpasir. Akibat ekosistem pantai batu ini memiliki tanah yang berpasir, maka menyebabkan tanah tersebut memiliki kandungan unsur hara yang minim (karena tanag memiliki pori- pori besar) dan mempunyai permeabilitas tanah yag sangat baik.
  • Memiliki air tanah yang dangkal. Ekosistem pantai batu ini memiliki air tanah (baca: ciri-ciri air tanah artesis) yang dangkal apabila dibandingkan dengan ekosistem pantai yang lainnya.
  • Mempunyai udara yang lembab dan kadar garam yang tinggi. Ekosistem pantai batu memiliki jenis udara yang lembab dan kandungan garam tinggi karena letaknya bersebelahan dengan ekositem laut.
  • Memiliki curah hujan yang rendah. Ekosistem pantai memiliki curah hujan yang rendah daripada ekosistem yang lainnya.
  • Dihuni oleh 170 jenis flora yang terbagi ke dalam 42 orda dn juga dalam 61 famili.
  • Ekosistem ini dapat dijumpai di wilayah pesisir berbukit yang mempunyai dinding- dinding batu.
  1. Ekosistem Pantai Lumpur

Jenis ekosistem pantai yang selanjutnya adalah ekosistem pantai lumpur. Jenis ekosistem ini terbentuk dari pertemuan endapan lumupur- lumpur sungai (baca: eksositem sungai). Beberapa informasi menarik mengenai ekosistem ini antara lain:

  • Ekosistem ini membentuk habitat dengan tumbuhan recemia, skeratia, dan juga rumput laut (enhalus acoroides).
  • Dihuni oleh berbagai macam jenis binatang yang memiliki nilai ekosomis tinggi apabila dijual.
  • Mempunyai muara. Muara yang ada di ekosistem pantai lumpur ini berada di muara yang biasa disebut dengan monsun estuaria.
  • Dihuni berbagai biota, seperti ikan gelodok.
  • Terdapat di pantai- pantai yang memiliki pulau- pulau yang besar. Hal ini karena pulau yang besar juga mempunyai sungi yang besar, maka dari itulah terciptalah ekosistem pantai lumpur ini.

Itulah jenis- jenis ekosistem pantai apabila diihat dari jenis pantainya. Apabila diperbandingkan antata kedua ekosistem tersebut, memanglah terdapat banyak perbedaan yang sangat mencolok.

Manfaat Ekosistem Pantai

Sama seperti dengan ekosistem lainnya, ekosistem pantai ini pun juga mempunyai manfaat atau fungsi. Beberapa manfaat atau fungsi yang dimiliki oleh ekosistem ini antara lain:

  1. Sebagai areal tambak garam

Seperti yang kita ketahui bersama bahwasannya garam sangatlah dibutuhkan dalam kehidupan sehari- hari. Indonesia yang memiliki pantai yang panjang ini sudah mempunyai bahan baku pembuat garam yang melimpah. Apabila dimaksimalkan, Indonesia bisa menjadi penghasil garam yang sangat besar. Hal ini tentu saja dapat menolong masyarakat di sekitar pantai untuk mndapat mata pencaharian.

  1. Wilayah perkebunan kelapa dan pisang

Kelapa dan pisang merupakan dua tanaman yang sangat cocok apabila ditanam di wilayah pantai. Hal ini sangat sangat bermanfaat untuk menciptakan perkebunan dua tanaman tersebut di sekitar pantai.

  1. Daerah pertanian pasang surut

Daerah pasang surut pantai juga dapat digunakan sebagai ladang pertanian. Hasil pertanian inilah yang dijadikan masyarakat sekitar sebagai sumber mata pencaharian.

  1. Objek wisata

Pantai juga sangat bermanfaat apabila dijadikan objek wisata mengingat pemandangannya yang indah dan menenangkan. Akhir- akhir ini memang banyak seklai pantai yang sudah dikembangkan sebagai objek wisata.

  1. Pengembangan kerajinan khas pantai

Hasil- hasil yang diperoleh dari pantai juga dapat digunakan untuk membuat berbagai macam kerajinan. Kareniana- kerajianan tersebut mempunyai nilai jual tinggi dan hal ini bisa menambah penghasilan masyarakat lokal.

Itulah beberapa manfaat yang akan diperoleh dari adanya ekosiste

Private Trip Gunung Slamet, 9 Akibat Gempa Bumi dan Jenisnya 

Post author - Scientific Rev: Redaksi Ilmugeografi

Gempa bumi merupakan fenomena alam yang terjadi karena adanya pelepasan energi yang menyebabkan pergeseran pada lapisan atmosfer bumi. Pelepasan energi ini dapat disebabkan oleh banyak hal, seperti karena adanya aktivitas gunung berapi, aktivitas sesar di permukaan bumi, proses tektonik akibat pergerakan lempeng  pada kerak bumi, pergerakan geomorfologi secara lokal, atau juga karena adanya ledakan nuklir. Tetapi umumnya pelepasan energi yang mengakibatkan gempa bumi ini dihasilkan oleh tekanan akibat kegiatan proses pergerakan lempeng bumi.

Besarnya kekuatan gempa bumi ini dapat diukur dengan alat yang disebut seismograf atau bisa juga disebut dengan seismometer. Seismograf ini dapat mengukur kekuatan gempa yang terjadi dan mencatat semua getaran gempa  dan kecepatan rambat gempa dalam bentuk seismogram. Skala yang digunakan untuk mengukur kekuatan gempa bumi ini adalah Skala Mercalli, Omori, Cancani, dan skala Richter, tetapi skala Richter merupakan yang umum digunakan.

Akibat Gempa Bumi

Akibat yang ditimbulkan oleh gempa bumi ini ada yang bersifat menguntungkan manusia tetapi ada juga yang merugikan manusia. Tetapi kebanyakan bersifat merugikan manusia. Akibat gempa bumi tersebut antara lain adalah:

  1. Terangkatnya mineral ke permukaan bumi

Gempa bumi dapat mengakibatkan terangkatnya mineral – mineral yang ada di dalam lapisan bumi. Hal ini dikarenakan oleh proses tektonik yaitu pergerakan lempeng bumi atau pergerakan sesar. Sesar dapat menyebabkan lapisan bumi terangkat ke permukaan. Sesar ini disebut dengan sesar naik. Tetapi tidak semua proses gempa yang disebabkan oleh sesar atau jenis – jenis patahan ini dapat mengangkat mineral – mineral yang ada di dalam bumi. Hanya lapisan yang mengandung mineral dan juga memang terdapat sesar aktif yang memotong lapisan mineral tersebut.

2. Terjadinya Tsunami

Gempa bumi yang menjadi penyebab tsunami ini berjenis gempa tektonik  yang terjadi karena adanya pergerakan lempeng akibat dari adanya arus konveksi yang terjadi di dalam bumi dan pusat titik gempanya berada di dasar lautan. Gelombang tsunami yang terjadi dapat merusak dan menenggelamkan apa saja yang ada di pesisir pantai sekitar sumber gempa sampai beberapa kilometer ke daratan tergantung dari besar kecilnya kekuatan gempa dan dekat tidaknya pusat titik sumber gempa dari permukaan. Jika gelombang tsunami ini sering terjadi pada suatu daerah maka tidak menutup kemungkinan daerah tersebut akan terkena dampak abrasi dan erosi pantai.

3. Terjadinya Jenis – Jenis Longsor

Gempa bumi mengakibatkan getaran atau guncangan tanah (ground shaking)  yang disebabkan oleh karena adanya gerakan endogen. Getaran tanah ini menyebabkan tanah dan massa batuan keluar dan akhirnya terjadi penyebab tanah longsor pada lapisan tanah dan batuan yang ada diatasnya.

4. Terjadinya Banjir

Air yang terdapat didalam waduk, atau danau dapat keluar dan mengalir dalam jumlah besar sehingga menjadi penyebab banjir ketika gempa terjadi. Jenis – jenis Banjir ini terjadi karena ketika gempa, fungsi danau atau waduk menjadi rusak karena air dalam waduk atau danau mengalir ke berbagai arah atau tumpah kembali dan keluar dan memenuhi manfaat sungai-sungai dibawahnya.

5. Terjadinya Kebakaran

Gempa bumi menimbulkan getaran yang dapat mengakibatkan rusaknya bangunan yang ada. Kerusakan – kerusakan bangunan tersebut dapat mengakibatkan aliran listrik terputus atau kebocoran pipa dan tabung gas sehingga menyebabkan ledakan. Aliran listrik yang terputus secara tiba – tiba dan ledakan tabung dan pipa gas tersebut dapat menimbulkan kebakaran. Apalagi jika material yang ada di sekitarnya adalah material yang mudah terbakar. Kebakaran yang terjadi juga menjadi penyebab pencemaran udara di lingkungan sekitarnya.

6. Hancurnya Bangunan

Bangunan yang ada diatas permukaan bumi atau berada bawah tanah dapat rusak bahkan hancur karena adanya getaran pada lapisan tanah akibat dari terjadinya gempa. Parahnya kerusakan tergantung dari besar kecilnya kekuatan gempa dan jauh dekatnya sumber titik gempa serta kuat tidaknya konstruksi bangunan yang ada.

Gelombang pada gempa bumi menyebabkan pergerakan pada lapisan tanah yang mengakibatkan bangunan – bangunan rumah atau gedung bergoyang sehingga dapat menjadikan tidak kokohnya dan lemahnya kontruksi bangunan atau kerangka bangunan, bahkan sebagian atau keseluruhan bangunan menjadi runtuh. Maka dari itu, pada beberapa negara yang sering terjadi gempa, sudah membuat rumah mereka atau gedung – gedung dengan kontruksi bangunan anti gempa agar kerugian yang ditimbulkan oleh terjadinya gempa bumi tidak terlalu besar.

7. Munculnya wabah Penyakit

Wabah Penyakit ini dapat muncul ketika gempa yang terjadi telah merusak semua fasilitas yang ada sehingga mengakibatkan sulitnya air bersih karena terjadi pencemaran air atau saluran – saluran air yang rusak, sanitasi yang buruk, dan kebersihan yang tidak terjaga. Wabah penyakit yang biasanya muncul adalah seperti diare, demam berdarah, deman dan flu, sesak nafas, sampai TBC.

8. Banyaknya korban Jiwa

Ketika gempa terjadi, banyak korban jiwa berjatuhan karena tertimpa reruntuhan bangunan, terbawa arus gelombang tsunami, atau terkena wabah penyakit.

9. Kerusakan Lingkungan

Getaran yang dihasilkan gempa bumi dapat menyebabkan kerusakan fungsi lingkungan hidup bagi manusia dan ruang publik untuk kehidupan seperti rusaknya struktur jenis – jenis tanah, erosi tanah (baca juga: cara mencegah erosi tanah),  terkikisnya lapisan tanah, pencemaran tanah (baca juga: pencemaran yang mengakibatkan perubahan alam dan ciri – ciri air, tanah, dan udara yang tercemar),  rusaknya fungsi ekosistem terumbu karang jika pusat gempa ada di laut, banyak tanaman yang rusak dan roboh, dan lain sebagainya.

Dan untuk menghadapi keadaan ketika gempa bumi terjadi dalam rangka mengurangi dampak akibat terjadinya gempa bumi seperti yang disebutkan diatas, kita bisa melakukan mitigasi bencana gempa bumi seperti yang dijelaskan pada artikel cara melakukan mitigasi gempa bumi.

Jenis Gempa Bumi

Berdasarkan proses terjadinya, gempa bumi dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu diantaranya adalah:

  1. Gempa Tektonik, yaitu merupakan jenis gempa yang terjadi karena adanya pergerakan lempeng akibat dari adanya arus konveksi yang terjadi di dalam bumi. Gempa tektonik ini merupakan jenis gempa yang paling sering terjadi dan paling membuat kerusakan sehingga menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi manusia dan makhluk hidup lainnya.
  2. Gempa Vulkanik, merupakan jenis gempa bumi yang terjadi karena adanya aktivitas atau gerakan magma (baca juga: proses terjadinya magma) yang berada di dalam gunung berapi. Dan gempa ini biasanya akan menjadi ciri – ciri gunung api akan meletus.
  3. Gempa Buatan, gempa ini terjadi karena adanya getaran yang dibuat oleh manusia. Misalnya akibat dari ledakan nuklir atau dinamit. Kekuatan gempa yang terjadi juga berdasarkan kekuatan ledakan yang dikeluarkan.
  4. Gempa Runtuhan, merupakan gempa bumi yang terjadi karena akibat dari adanya runtuhan tanah atau jenis – jenis batuan yang biasanya terjadi di wilayah lereng gunung, kawasan tambang, atau pantai yang curam.
  5. Gempa Jatuhan, merupakan gempa yang terjadi karena adanya meteor dengan massa yang cukup besar yang jatuh ke permukaan struktur bumi. Tetapi gempa ini sangat jarang terjadi.

Berdasarkan kedalaman hiposentrum gempa, gempa bumi ini dibedakan atas 3 jenis, yaitu:

  1. Gempa Bumi Dalam,yaitu merupakan gempa bumi yang hiposentrumnya berada pada kedalaman lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi.
  2. Gempa Bumi Menengah,yaitu merupakan gempa bumi yang hiposentrumnya berada pada kedalaman antara 70 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi.
  3. Gempa Bumi Dangkal, yaitu gempa bumi yang hiposentrumnya berada pada kedalaman 0-70 km dari permukaan bumi. Gempa ini biasanya menimbukan kerusakan yang sangat besar.

Berdasarkan kekuatan Gempa, Gempa bumi ini dibedakan menjadi beberapa jenis yang diukur oleh alat ukur gempa yaitu Seismograf dalam skala Ritcher, diantaranya yaitu:

  1. Kekuatan 0.0-3.0 SR disebut dengan gempa mikro
  2. Kekuatan 3.0-3.9 SR disebut dengan gempa minor
  3. Kekuatan 4.0-4.9 SR disebut dengan gempa ringan
  4. Kekuatan 5.0-5.9 SR disebut dengan gempa sedang
  5. Kekuatan 6.0-6.9 SR disebut dengan gempa kuat
  6. Kekuatan 7.0-7.9 SR disebut dengan gempa mayor
  7. Kekuatan diatas 8.0 SR disebut dengan gempa kuat

Sumber :

Selain yang disebutkan di atas, masih banyak manfaat lain yang dapat kita temukan di ekosistem pantai ini.

Sumber 

Posting Komentar

Anda dapat mengomentari artikel ini menggunakan akun google anda. Silahkan untuk masuk ke email anda / akun google kemudian berkomentar secara bijak.

Lebih baru Lebih lama

Paket Pendakian Gunung

Package Corporate

Package Honeymoon

Safary Trip

Xplore Wisata

XploreWisata merupakan salah satu jasa penyedia jasa layanan guide dan porter pendakian gunung.

Hubungi Admin