Pesona Desa Wisata Jelok Gunungkidul

Pesona Desa Wisata Jelok Gunungkidul

Mengupas potensi wisata di Kabupaten Gunungkidul seolah tidak ada habisnya. Beragam wujud keindahan alam maupun keunikan budaya tersaji untuk dinikmati, salah satunya adalah Desa Wisata Jelok. Apa keunikan dan keindahan Desa Wisata Jelok? Mari kita telusuri.

Selamat Datang di Desa Wisata Jelok
Sejarah Singkat Desa Wisata Jelok
Jelok sendiri sebenarnya merupakan sebuah padukuhan yang berada di Desa Beji Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul. Lokasi padukuhan ini hanya sekitar 4 km dari Jalan Yogya-Wonosari, dan dapat ditempuh dengan kendaraan darat, khususnya sepeda motor mengingat untuk memasuki padukuan tersebut, hanya terdapat jembatan gantung selebar sekitar 1 meter. Bagi pecinta offroad, memang sebenarnya ada jalan yang lebih lebar namun harus memutar dan melewati daerah hutan. 

Petunjuk Arah Desa Wisata Jelok
Keberadaan Desa Wisata Jelok ini sebenarnya berawal dari inisiatif serta perjuangan penggagasnya, yakni Mas Aminudin Azis. Menurutnya, dulu Padukuhan Jelok merupakan daerah terisolir karena akses menuju padukuhan tersebut dbatasi oleh Sungai Oya yang memiliki lebar lebih dari 80 meter. Bahkan untuk aktivitas sehari-hari, khususnya anak sekolah, warga padukuhan Jelok harus menyeberang dengan rakit yang terbuat dari bambu.

Jembatan Gantung, Pintu Masuk Desa Wisata Jelok
Waktu itu sekitar tahun 1996, Mas Aminudin Azis merupakan salah satu mahasiswa peserta KKN dari UNY yang kebetulan mendapat tugas pengabdian di Padukuhan Jelok. Seiring berjalannya waktu, perjuangan Mas Aminudin Azis yang didukung sepenuhnya oleh masyarakat Padukuhan Jelok membuahkan kemajuan. Tahun 2010, sebuah jembatan gantung sepanjang kurang lebih 82 meter dan lebar 1 meter berhasil dibangun secara swadaya. 

Munculnya ide membangun sebuah desa wisata berawal dari dibangunnya sebuah gubug di tanah kas Padukuhan Jelok, yang digunakan untuk tempat belajar anak serta ngobrol di waktu malam. Dari obrolan Mas Aminudin Azis beserta sejumlah pemuda dan masyarakat Padukuhan Jelok, munculah ide agar kampung Jelok meningkat secara ekonomi disamping tetap melestarikan budaya dan lingkungan. 

Suasana Desa Wisata Jelok
Selanjutnya, pada tahun 2010 itu pula, di Padukuhan Jelok digelar sebuah festival dan merti Kali Oya, dengan serangkaian kegiatan seperti lomba lukis, mewarnai, serta kesenian tradisional yang mendapat respon positif dari masyarakat setempat. Sejak itulah, Padukuhan Jelok mulai dikenal. 

Pada perkembangannya, Mas Aminudin Azis dan warga masyarakat Padukuhan Jelok memanfaatkan potensi tersebut untuk membentuk konsep desa wisata berbasis masyarakat, budaya, dan lingkungan, yang selanjutnya menjadi cikal bakal dari wisata perdesaan seluas 75 hektar.
Cottage Desa Wisata Jelok

Setidaknya, dalam perkembangannya, Desa Wisata Jelok mampu menyuguhkan wisata petualangan, seperti arung jeram, menangkap ikan, bersepeda, berkemah, dan outbond, serta wisata pendidikan seperti membaca di perpustakaan, melukis, menggambar, bertani organik, membuat biogas, pupuk kompos dan arang, dan wisata budaya, seperti pertunjukan merti kali, jathilan, dan macapat.

Potensi dan Gambaran Wisata Desa Wisata Jelok
Pertama memasuki Desa Wisata Jelok, kita akan langsung disuguhi atmosfer perdesaan yang asri. Jembatan gantung yang membetang diatas Sungai Oya seolah menyambut kedatangan pengunjung dengan penuh suka cita. Tak terasa, keramahan masyarakat desa siap mengawali pengalaman kita di Desa Wisata Jelok.

Berjalan kurang lebih 300 meter, kita akan sampai di sebuah gubug sebagai sentral kegiatan wisata. Di sekelilingnya, beberapa cottage atau rumah-rumah kecil untuk penginapan yang terbuat dari bambu siap menjadi tempat istirahat ketika malam tiba. 

Pendopo Serba Guna Desa Wisata Jelok
Bagi wisatawan yang datang berkelompok yang tidak lebih dari 100 orang, sebuah pendopo siap menampung semua anggota untuk berkoordinasi dan menerima penjelasan dari para pemandu wisata Padukuhan Jelok. Sementara itu, pemandangan hijau yang terhampar di sekelilingnya ikut menambah suasana nyaman ala perdesaan.

Wedang Secang, Welcome Drink-nya Desa Wisata Jelok
Tiba di pendopo, kita akan disuguhi minuman penyambutan atau juga disebut welcome drink berupa wedang secang, yakni minuman berwarna merah dan berasa seperti jahe karena terbuat dari secang, semacam tumbuhan berduri yang memiliki aroma serta rasa khas ala perdesaan. Kehangatan desa mulai dapat kita rasakan melalui tegukan wedang secang tersebut.

Suguhan khas komoditi pertanian masyarakat Desa Wisata Jelok juga akan melengkapi hidangan pembuka. Jagung dan kacang rebus akan menambah tenaga kita sebelum aktivitas outbound dimulai. Perpaduan alam desa dan keramahan penduduknya seolah berbaur menjadi kehangat tersendiri bagi yang merasakannya.

Suguhan Makanan Khas Desa Wisata Jelok
Selanjutnya, kegiatan outbound sebagai salah satu program wajib kunjungan wisata dapat segera kita nikmati. Dengan bimbingan instruktur yang sangat berpengalaman, outbound pun seolah menjadi sarana pemahaman yang aplikatif tentang arti sebuah kebersamaan dan kesatuan tim. Meski belepotan lumpur, kita akan menikmatinya karena outbound akan menjadi salah satu media pembelajaran yang efektif. 

Aktivitas Outbound Desa Wisata Jelok
Setelah lelah melakukan aktivitas outdoor berbentuk outbound di pinggiran Sungai Oya, kita pun akan dibawa keliling perdesaan, menikmati dan mengamati secara lebih dekat kehidupan dan aktivitas masyarakat desa dengan segala perniknya. Kicauan burung dan hijuanya padi di sawah seolah membawa kita untuk lebih memahami arti sebuah kealamian.

Makan Siang Khas Desa Wisata Jelok
Tiba di pendopo, makan siang pun telah disediakan dengan menu khas perdesaan yang mayoritas merupakan makanan organic. Nasi sayur lengkap dengan tempe dan ikan bakar siap memulihkan tenaga kita setelah terkuras oleh kegiatan outbond. Bagi yang hobi pedas, sambal khas pun siap dihidangkan untuk menambah kenikmatan makan siang.

Rafting dan Canoing Desa Wisata Jelok
Selesai mengisi perut, outbond babak kedua pun dimulai. Kita akan dibawa menuju hutan bunder dengan perlengkapan rafting lengkap untuk menyusuri Sungai Oya dengan panjang sekitar 10 kilometer. Dari sinilah, pengalaman menikmati jeram-jeram kecil akan dimulai dan tentu membawa sebuah kenangan tak terlukiskan. Satu setengah jam menyusuri lekuk-lekuk sungai Oya akan menjadi akhir dari kegiatan kita siang itu, sebelum kembali ke rumah masing-masing.

Hamparan Hijau Desa Wisata Jelok
Do’s and Don’ts di Desa Wisata Jelok
Sebagai sbeuah obyek wisata yang menawarkan potensi alam maupun budaya, Desa Wisata Jelok menerapkan norma tidak tertulis yang harus dipatuhi wisatawan. Setidaknya, beberapa hal berikut harus kita hormati dan kita terapkan selama kunjungan:

Do’s atau hal-hal yang sebaiknya dilakukan selama kunjungan:
  • Membawa pakaian ganti;
  • Memakai Sepatu olahraga dan cadangannya; 
  • Menghormati adat istiadat masyarakat setempat;
  • Melakukan pemanasan sebelum outbound dan rafting;
  • Membawa kamera anti-air.
Don’t’s atau hal-hal yang sebaiknya tidak dilakukan selama kunjungan:
  • Membuang sampah sembarangan;
  • Mencorat-coret (termasuk pada jembatan gantung);
  • Memforsir tenaga selama outbound;
  • Menyepelekan arahan instruktur;
Itulah sekilas tentang keindahan Desa Wisata Jelok. Jika penasaran, silahkan sobat meluangkan waktu untuk mengunjunginya. Semoga bermanfaat. Salam.
 

Posting Komentar

Anda dapat mengomentari artikel ini menggunakan akun google anda. Silahkan untuk masuk ke email anda / akun google kemudian berkomentar secara bijak.

Lebih baru Lebih lama

Paket Pendakian Gunung

Package Corporate

Package Honeymoon

Safary Trip

Xplore Wisata

XploreWisata merupakan salah satu jasa penyedia jasa layanan guide dan porter pendakian gunung.

Hubungi Admin