Sela Gilang Parangkusumo, Tempat Kencan ratu Kidul dan Raja Mataram

Ratu Kidul menyetujui apa yang diminta oleh Senopati dengan syarat Senopati dan keturunannya yang kelak menjadi raja Mataram harus bersedia menjadi suami Ratu Kidul.

Dua buah batu Sela Gilang di Parangkusumo, difoto: Selasa, 11 Februari 2014, foto: a.sartono
Dua buah batu Sela Gilang di Parangkusumo yang juga disebut Batu Cinta

Cepuri Parangkusumo terletak di Dusun Mancingan, Kelurahan Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi ini dapat dijangkau melalui Jl. Parangtritis ke selatan (arah pantai). Cepuri Parangkusumo berada di pinggir pantai Samudera Hindia. Lokasi Cepuri Parangkusmo berada di sisi barat dari Pantai Parangtritis. Jarak Cepuri Parangkusumo dengan Kota Yogyakarta sekitar 30 kilometer. 

Cepuri Parangkusumo merupakan pagar tembok keliling dengan banyak lubang di tengah dinding temboknya yang dibuat berjajar dengan ukuran lubang sekitar 40 cm x 12 cm, dengan ketebalan dinding tembok sekitar 20 cm.

Bagian depan dari Cepuri Parangkusumo, difoto: Selasa, 11 Februari 2014, foto: a.sartono
Bagian depan dari Cepuri Parangkusumo

Ukuran cepuri tersebut sekitar 8 m x 10 m, dan tingginya sekitar 65 cm. Gerbang cepuri terletak di sisi selatan (menghadap laut). Gerbang ini berbentuk gapura padureksa dengan atap di atas-tengah gapura. Tinggi gerbang tersebut sekitar 2,5 m. Lebar gapura sekitar 175 cm. Gapura dilengkapi dengan pintu berbentuk jeruji yang terbuat dari kayu setinggi sekitar 60 cm. Gapura ini juga dilengkapi dengan kentongan yang diletakkan di sisi kanan depan. Kentongan difungsikan untuk tengara atau kode memanggil juru kunci, dan juga digunakan jika terjadi segala sesuatu yang bersifat darurat. 

Di dalam cepuri tersebut terdapat dua buah batu (batu karang) di tengah hamparan pasir pantai. Dua buah batu inilah yang menjadi pusat dibangunnya cepuri atau pagar tembok. Sebuah batu karang yang terletak di sisi belakang (dekat tembok belakang) berukuran lebih besar daripada batu karang yang terletak di sisi selatan (depannya) yang dalam lingkupan tembok cepuri menjadi berada di bagian tengah. Kedua batu karang tersebut populer dengan nama Sela Gilang, namun ada pula yang menjulukinya Batu Cinta.

Salah satu gedung kembar di sisi depan Cepuri Parangkusumo, difoto: Selasa, 11 Februari 2014, foto: a.sartono
Salah satu gedung kembar di sisi depan Cepuri Parangkusumo

Ukuran panjang batu karang yang terletak di bagian paling belakang dari ruang cepuri sekitar 150 cm dan lebar bagian tengah atau terbesarnya sekitar 75-100 cm. Sementara itu batu karang yang terletak di sisi selatan (dekat pintu gerbang) memiliki ukuran lebih kecil. Ukuran panjang Sela Gilang di dekat pintu gerbang ini sekitar 110 cm dan lebar bagian tengah atau terbesarnya sekitar 50 cm. 

Kecuali Cepuri Parangkusumo yang berisi dua buah batu yang disebut Sela Gilang, di kompleks Pantai Parangkusumo juga terdapat aneka bangunan lain. Pada sisi depan cepuri terdapat dua bangunan kembar yang saling berhadapan. Bangunan kembar tersebut digunakan untuk meletakkan aneka peralatan menjelang pelaksanaan upacara Labuhan Parangkusumo. Ukuran bangunan kembar tersebut sekitar 4 m x 2,5 m.

Sementara di sisi belakang kanan dan kiri Cepuri Parangkusumo terdapat bangunan (balai) tanpa dinding. Bangunan ini digunakan untuk tempat istirahat bagi para wisatawan atau peziarah. Balai ini berukuran sekitar 5 m x 5 m. Di depan gapura utama (paling luar) ini juga terdapat kompleks bangunan lain yang difungsikan sebagai semacam taman. Selain itu, ada pula gapura sisi belakang (utara) yang berukuran relatif lebih kecil daripada gapura bagian selatan (utama). Kedua gapura terluar dari kompleks Cepuri Parangkusumo ini dilengkapi pula dengan patung raksasa kembar, Dwarapala sebagai penjaga (penolak bala). 

Sisi dalam Cepuri Parangkusumo, difoto: Selasa, 11 Februari 2014, foto: a.sartono
Sisi dalam Cepuri Parangkusumo

Parangkusumo menjadi tempat yang terkenal dan disakralkan karena berkaitan dengan kisah hidup pendiri Dinasti Mataram, Panembahan Senopati yang memiliki nama kecil Danang Sutawijaya. Disebutkan dalam berbagai sumber cerita bahwa suatu ketika Sutawijaya yang waktu itu tengah menyiapkan diri untuk mendirikan kerajaan bertapa di tepi Laut Selatan. 

Semadi yang dilakukan Danang Sutawijaya ini mengakibatkan binatang laut (ikan) berhamburan dan bergeleparan di pantai. Hal ini terjadi karena semadi yang dilakukan Sutawijaya menimbulkan hawa panas, pun bagi air laut. Pergolakan di laut ini mengakibatkan Ratu Kidul yang menguasai dunia gaib Laut Selatan keluar dari laut dan mencari penyebab pergolakan atau hawa panas di dalam laut. 

Di tepi pantai Ratu Kidul menemukan sesosok lelaki gagah tengah bersemadi. Dia segera tahu bahwa penyebab hawa panas tersebut adalah karena semadi yang dilakukan oleh pria itu, Panembahan Senopati. Ratu Kidul menanyakan apa yang dikehendaki Senopati. Senopati menjawab bahwa ia menginginkan agar Ratu Kidul membantunya dalam mendirikan dan membesarkan Kerajaan Mataram yang sedang dirintisnya. 

Ratu Kidul menyetujui permintaan Senopati dengan syarat Senopati dan keturunannya yang kelak menjadi raja Mataram harus bersedia menjadi suami Ratu Kidul. Senopati menyetujui syarat ini asalkan perkawinan antara dia sebagai raja Mataram dan keturunannya dengan Ratu Kidul tidak membuahkan anak atau keturunan. Akhirnya keduanya pun sepakat. 

Pertemuan keduanya di pantai ini dilakukan di atas batu karang yang kemudian dikenal sebagai Sela Gilang Parangkusumo. Oleh karena di dua batu itulah ikatan cinta terjadi, maka batu tersebut juga sering dijuluki sebagai Batu Cinta.

Naskah & foto: A.Sartono

sumber : http://tembi.net

Queen of the South agreed to what was requested by Senopatipada provided Senopatipada and their descendants who later became king of Mataram must be willing to be her husbands.

Two rocks in Rock Abid Parangkusumo, photographed: Tuesday, February 11, 2014, photo: a.sartono
Two rocks in Rock Abid Parangkusumo also called Stone Love

Cepuri Parangkusumo located in the hamlet of Mancingan, Village Parangtritis Subdistrict, Kretek, Bantul, Yogyakarta. This location can be reached via Jl. Parangtritis south (towards the beach). Cepuri Parangkusumo are on the coast of the Indian Ocean. Parangkusmo Cepuri location on the west side of Parangtritis. Distance Cepuri Parangkusumo with the City of Yogyakarta about 30 kilometers. 

Cepuri Parangkusumo a perimeter wall with many holes in the middle of the wall was lined with walls made ​​a hole about the size of 40 cm x 12 cm, with a wall thickness of about 20 cm.

The front part of Cepuri Parangkusumo, photographed: Tuesday, February 11, 2014, photo: a.sartono
The front part of Cepuri Parangkusumo

Cepuri size is about 8 mx 10 m and a height of about 65 cm. Cepuri gate located on the south side (facing the sea). The arch-shaped gate padureksa with a roof over the center of the gate. High arch is approximately 2.5 m. Gate width of about 175 cm. Shaped entrance gate equipped with bars made ​​of wood about 60 cm tall. This gate is also equipped with a gong that is placed on the front right side. Kentongan functioned for a landmark or code to call the caretaker, and is also used in case of an emergency nature of all things. 

In the cepuri There are two stones (stones) in the middle stretch of sand beach. Two stone that became the center cepuri or wall construction. A coral reef is located on the back side (near the rear wall) is larger than the rock that is located on the south side (front) of the sphere wall cepuri be located in the central part. The second rock is popularly known as Sela Abid, but some are dubbed Stone Love.

One of the twin towers on the front side Cepuri Parangkusumo, photographed: Tuesday, February 11, 2014, photo: a.sartono
One of the twin towers on the front side Cepuri Parangkusumo

The length of the rock, which is located at the very back of the room cepuri about 150 cm and width of the middle or greatest around 75-100 cm. Meanwhile reefs located on the south side (near the gate) has a smaller size. The length of the Rock Abid near the gate is about 110 cm and width of the middle or the largest about 50 cm. 

Unless Cepuri Parangkusumo containing two stone called Sela Petrolina, in complex Parangkusumo There are also a variety of other buildings. On the front side there cepuri two twin buildings facing each other. The twin buildings used to put a variety of equipment prior to the implementation Parangkusumo Labuhan ceremony. The twin building size of about 4 mx 2.5 m.

While on the back side of the right and left there Parangkusumo Cepuri building (hall) without walls. The building is used for a place of rest for tourists or pilgrims. This station is approximately 5 mx 5 m. In front of the main gate (outermost) There is also another building complex that functioned as a sort of garden. In addition, there is also a gateway back side (north) which are relatively smaller than the gate of the south (main). Both the outer gate of the complex Parangkusumo Cepuri is also equipped with a giant statue of twins, Dwarapala as custodian (repellent reinforcements). 

Side in Cepuri Parangkusumo, photographed: Tuesday, February 11, 2014, photo: a.sartono
Side in Cepuri Parangkusumo

Parangkusumo become famous and sacred places associated with the life story as the founder of the Mataram dynasty, Panembahan who have little name Sutawijaya Danang. Mentioned in various sources, the story that a Sutawijaya a time when it was preparing himself to establish the kingdom of meditating on the edge of the South Seas. 

Semadi done this resulted in Danang Sutawijaya marine animals (fish) and bergeleparan splatter on the beach. This is because meditation is done Sutawijaya generate heat, even for seawater. The resulting turbulence in the ocean moors which dominate the South Seas magical world out of the sea and find the cause turbulence or heat in the sea. 

On the seaside moors finds a stout middle man meditating. He soon learned that the cause of the heat that is because meditation is done by men, Panembahan. Ratu Kidul asking what is required Senopatipada. Senopati replied that he wanted the moors assist in establishing and enlarging the kingdom of Mataram which is being pioneered. 

moors approve the request Senopatipada provided Senopatipada and their descendants who later became king of Mataram must be willing to be her husbands. Senopati approve this condition as long as the marriage between him and his descendants as the king of Mataram moors with no children or descendants. Finally they both agreed. 

The meeting was conducted both on the beach on the rock, which was then known as the Rock Abid Parangkusumo. Therefore the two stones that bond of love happens, then the stone is also often dubbed as the Rock of Love.

Jadwal OpenTrip XploreAdventure BB 7A722B86 Call. / SMS / WA / Line / WeChat 085643455685: http://www.xplorewisata.com/2015/02/sela-gilang-parangkusumo-tempat-kencan.html#ixzz3RdiSYLEb
Follow us: @syarifain_ on Twitter | cikarsya.yogyakarta on Facebook

Posting Komentar

Anda dapat mengomentari artikel ini menggunakan akun google anda. Silahkan untuk masuk ke email anda / akun google kemudian berkomentar secara bijak.

Lebih baru Lebih lama

Paket Pendakian Gunung

Package Corporate

Package Honeymoon

Safary Trip

Xplore Wisata

XploreWisata merupakan salah satu jasa penyedia jasa layanan guide dan porter pendakian gunung.

Hubungi Admin