Bertahan dengan Inovasi


Bertahan dengan Inovasi
PO Maju Lancar dan PO Citra Adi Lancar
Kamis, 24 April 2014 | 12:24:00 - Korporat 
 

Perusahaan-perusahaan otobus (PO) dari waktu ke waktu menghadapi tantangan yang tidak mudah. PO Maju Lancar, perusahaan keluarga yang berkedudukan di Wonosari, Yogyakarta, juga mengalaminya. Malah, pada 2013 lalu, PO Maju Lancar perusahaan yang didirikan oleh H. Sutrisno pada 1986 tersebut, mengalami penurunan omzet hingga 30%. Penurunan omzet dalam kisaran yang sama juga terjadi pada PO Citra Adi Lancar, perusahaan yang didirikan oleh salah satu anak H. Sutrisno, yakni Adi Prasetyo. 

Namun dengan melakukan sejumlah inovasi, PO Maju Lancar maupun PO Citra Adi Lancar, optimistis akan tetap bertahan. Menurut Adi Prasetyo, Direktur Opera-sional PO Maju Lancar yang juga pemilik PO Citra Adi Lancar, sejumlah tantangan yang cukup berat memang dialami oleh perusahaannya selama beberapa tahun terakhir. Sebelum mengalami penurunan omzet yang cukup tajam pada 2013, pada akhir 2010 sampai dengan 2011, perusahaan otobus yang melayani Angkutan Kota Antar-Provinsi (AKAP) dan Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) tersebut sempat mengalami kerugian besar. Putusnya jalur Purwokerto-Tegal akibat longsor, membuat bus-bus PO Citra Adi Lancar tidak dapat beroperasi. Praktis, tidak ada satu pun bus mereka yang dapat beroperasi karena semua rute bus mereka melewati jalur tersebut. �

Kami sempat jatuh, Citra Adi Lancar hancur. Kami tidak berani investasi. Baru empat bulan dari longsor, kondisi kami bisa normal. Pada 2012 kami bisa move on. Mudah-mudahan sampai ke depan,� tandas pria yang akrab disapa Didit tesebut. Dibandingkan persaingan dengan sesama PO, tantangan terberat justru berasal dari persaingan dengan angkutan kereta api. 

Sekarang ini, kereta api regular tengah gencar-gencarnya melakukan pengembangan jalur. PT Kereta Api Indonesia (KAI), sedang melakukan revitalisasi rute-rute pendek, seperti Kereta Ajisaka. Malah, pada awal Februari 2014, PT KAI baru saja merilis komuter Kutoarjo-Yogyakarta. Alhasil, rute Yogyakarta-Solo kini semakin terasa padat. Tantangan lain adalah jalur dari Yogyakarta menuju Jakarta. Ada sejumlah rangkaian gerbong kereta api yang disubsidi pemerintah untuk tujuan kereta ke arah Jakarta, yakni rute Solo-Yogyakarta-Pasar Senen yang jumlahnya sekitar 10 gerbong. 

Tarif yang awalnya ditetapkan Rp. 90ribu per penumpang, kini turun drastis menjadi hanya sebesar Rp. 50ribu. Hal itu dinilai menjadi ancam-an bagi keberlangsungan perusahaan-perusahaan otobus yang memiliki rute ke arah Jakarta dari Yogyakarta. Adi berpendapat, jika tidak ada upaya mencari solusi dengan duduk satu meja antara PT Kereta Api Indonesia (PT. KAI) dengan regulator angkutan darat mengenai soal tarif kereta yang sangat murah, maka PO-PO AKAP dari arah Barat (Yogyakarta-Solo) menuju Jakarta diananonimkan seakan bersaing �melawan negara�. 

Dengan demikian, persaingan yang terjadi dengan kereta api seolah menjadi kurang adil. Mengingat perusahaan-perusahaan otobus juga merupakan public service obligation (PSO) atau perusahaan yang melayani kepentingan masyarakat, sudah seharusnya subsidi juga diberikan kepada PO layaknya seperti pada kereta api. Akibat tarif murah kereta api, sekarang ini pasar perusahaan-perusahaan otobus, khususnya yang berkedudukan di wilayah Solo dan Yogyakarta mengalami penurunan drastis. 

Dari pasar yang dulu ada, sebelum tarif kereta api turun drastis, PO-PO AKAP yang bersinggungan dengan jalur kereta api tersebut terpangkas hingga 40%. Selain persaingan dengan kereta api, persaingan dengan antar-PO sejauh ini relatif masih dalam tahap wajar dan sangat dinamis. Lebih dari itu, justru terjalin semacam kerjasama antar-PO dalam mengangkut penumpang. PO-PO yang mengalami kelebihan order, acapkali membagi order tersebut kepada PO lain yang kekurangan order atau belum mendapat sewa kendaraan. 

Dengan kerjasama tesebut, ada rasa senasib dengan sesama PO sehingga tidak terjadi persaingan yang kurang sehat. Tantangan dalam bisnis PO sekarang juga semakin bertambah berat dengan infrastruktur jalan raya yang kurang memadai. �Setiap kami ke luar dari Yogyakarta infrastruktur jalannya rusak. Jadi kami harus pintar-pintar menghitung ulang, bagaimana biaya operasional kendaraan. Harus cermat banget menghitung biaya operasional per kilometer agar tetap survive,� tandas Adi. 

Layanan Jemput Bola Dengan banyaknya tantangan-tantangan yang dihadapi perusahaan otobus, maka dibutuhkan pengusaha-pengusaha yang inovatif. Sejumlah terobosan harus terus dilakukan guna menjaga daya saing dan keberlangsungan bisnis perusahaan. 

Menurut Adi, sesuai dengan arahan dari orang tua mereka yang telah merintis bisnis tersebut sejak lama, mereka sebagai penerus harus bergerak perlahan dan mengalir namun dengan target yang jelas. 

Apalagi bisnis angkutan bus AKAP/AKDP merupakan bisnis yang memiliki risiko tinggi. Dari waktu ke waktu pihaknya selalu berupaya melakukan pengembangan. Alon-alon asal kelakon, menjadi salah satu prinsip penting yang dipegang Adi ketika menjalankan bisnis tesebut. Kendati tidak melakukan ekspansi besar-besaran, namun PO Citra Adi Lancar, sejauh ini terus berupaya melakukan pengembangan. 

Kalaupun belum melakukan pengembangan rute, pihaknya tetap melakukan pengembangan, revitalisasi, peremajaan armada, ataupun pengembangan layanan lain. Dengan demikian, target yang ditetapkan telah tergambar dengan jelas sejak sebelumnya. Salah satu upaya penting yang dilakukan PO Maju Lancar dan PO Citra Adi Lancar adalah menyediakan layanan pengantaran gratis dengan menjemput penumpang dari tempat tujuan di wilayah Gunungkidul dan dari Yogyakarta menuju lokasi pemberangkatan. �Jadi penumpang bisa telepon untuk di wilayah ring road Yogyakarta, pesan tiket, lalu kami jemput dan kami antar dari pool,� terang Adi. 

Selain itu, untuk penumpang ke arah tujuan Yogyakarta, ketika sampai di tujuan akhir, PO Citra Adi Lancar menyediakan mobil pengantar bagi penumpang yang masih berada dalam wilayah Yogyakarta. Bentuk layanan lain yang diberikan adalah dengan menyediakan pengemudi yang mengerti kebutuhan penumpang, pengemudi yang menjaga sopan santun dan etika di jalan raya dan tertib berlalulintas. Untuk melakukan �how to serve� , PO Citra Adi Lancar melakukan pelatihan caracter building para pengemudi beserta kru bus secara berkala. Selain itu, peremajaan kendaraan tua dengan kendaraan baru juga dilakukan guna memberikan kenyamanan bagi penumpang. 

Setiap kendaraan di PO Citra Adi Lancar juga telah dipasang alat pemantau kecepatan kendaraan, pengadaan wi-fi, dan disediakan dua pengemudi di setiap bus yang pergantiannya dilakukan setiap empat jam sekali. Malah ada beberapa kendaraan yang telah dipasang dispenser dan lemari pendingin bagi penumpang yang ingin meminum kopi, serta disediakan ruangan merokok di dalam bus. �

Jadi sejak awal, sebelum penumpang berangkat kita memang sudah persiapkan apa saja yang menjadi kebutuhan penumpang agar lebih nyaman,� imbuh Adi. Lebih jauh lagi, PO Citra Adi Lancar kini tengah membangun gedung sebagai ruang tunggu penumpang yang lebih refresentatif. Dengan demikian, PO Citra Adi Lancar terus berupaya memperbaiki apa yang telah ada dengan meningkatkan kualitas. PO Citra Adi Lancar yang berdiri pada Desember 1999, mulai beroperasi sejak Januari 2000 dan kini telah memiliki 23 unit armada dan 80 orang pengemudi. Rutenya meliputi: Yogyakarta-Tegal; Yogyakarta-Cirebon;Yogyakarta-Kuningan.

Posting Komentar

Anda dapat mengomentari artikel ini menggunakan akun google anda. Silahkan untuk masuk ke email anda / akun google kemudian berkomentar secara bijak.

Lebih baru Lebih lama

Paket Pendakian Gunung

Package Corporate

Package Honeymoon

Safary Trip

Xplore Wisata

XploreWisata merupakan salah satu jasa penyedia jasa layanan guide dan porter pendakian gunung.

Hubungi Admin