Guide Gunung Lawu, Jalak Lawu Pemandu Pendaki


Guide Gunung Lawu, Puncak Hargo Dumilah
Pemandu dan Porter Cemoro Sewu dan Kandang

 Informasi dan Reservasi Hubungi 085.643.455.685
7A722B86 # Line, Telegram 085.643.455.685
Instagram : @xplore.wisata @syarifain

Jalak Lawu Sang Pemandu Pendaki ke Puncak Argo Dumilah

Jalak Lawu, Belum Tercatat Dalam Daftar Spesies Burung?

Jalak lawu atau jalak gading adalah burung endemik di Gunung Lawu, tingkah lakunya yang unik, sering melompat-lompat mengikuti pendaki, dan suka makan mi instan menjadikan burung ini istimewa, ditambah lagi cerita mistis yang menyertai burung ini. Menurut penduduk lokal burung ini adalah peliharaan Sunan Gunung Lawu, ada larangan mengganggu burung ini, jika nekat mengganggu, dipercaya akan terkena musibah.

Dibalik keunikan jalak lawu terdapat informasi yang kurang lengkap mengenai data burung ini. Nama jalak lawu yang belum tercatat dalam daftar spesies burung adalah suatu hal yang menarik. Dalam daftar spesies milik perhutani Gunung Lawu area jawa timur menyebut jalak lawu dengan nama latin sturnus sp, sturnus adalah nama dari genus sturnidae/ jalak, tapi dalam daftar spesies yang dimiliki IUCN redlist tidak ada spesies tersebut, sehingga timbul pertanyaan, apakah spesies ini memang belum tercatat? belum tentu.

jalak lawu mempunyai banyak kemiripan dengan anis dibandingkan dengan keluarga starling (jalak), yang paling terlihat adalah bentuk paruhnya, sehingga semakin meyakinkan saya kalau jalak lawu adalah anis gunung ras lawu. coba bandingkan gambar jalak suren dan anis merah ini, kira2 mirip mana?

                                            jalak suren ( Gracupica contra)


                                              anis merah (Zoothera citrina)

dilihat dari bentuk tubuh, paruh, dan kepala, jalak lawu lebih dekat dengan anis, coba lihat gambar dibawah :

gambar diatas bukan jalak lawu, tapi anis gunung ciremei (turdus poliocephalus javanicus), sangat mirip kan?
Jalak lawu atau jalak gading adalah spesies dari genus anis, dengan nama binomial turdus poliocephalus atau anis gunung, yang pertama kali di publikasikan oleh latham pada tahun 1801, sedangkan nama trinomialnya adalah turdus poliocephalus stresemanni atau anis gunung ras lawu, yang dipublikasikan oleh M. Bartelsi Jr. pada tahun 1938. Terakhir anis gunung di publikasikan datanya oleh birdlife internasional pada 2009 silam. Anis gunung ras lawu mempunyai ukuran tubuh sedang (-+ 20 cm), seluruh bulunnya buram cokelat kehitaman, dengan dada dan perut cokelat keabu-abuan. Lingkar mata kuning, iris cokelat dengan paruh dan kaki kuning. Anis gunung ras lawu hidup di gunung lawu disekitar ketinggian 2000 Mdpl terutama dijalur pendakian via Cemoro Kandang, Cemoro Sewu, dan Blumbang, memakan buah-buah kecil dan hewan invertebrata di permukaan tanah dan semak-semak, termasuk burung terrestrial, status konservasinya Least Concern, tapi semakin rusaknya hutan yang menjadi habitat di gunung lawu, berpotensi menurunkan populasi burung yang menjadi maskot kabupaten Karanganyar ini.
Klasifikasi :
Kingdom
Animalia
Phylum
Chordata
Class
Aves
Ordo
Passeriformes
Family
Turdidae
species
Turdus poliocephalus
Trinomial name
Turdus poliocephalus Stresemanni (M. Bartelsi, Jr, 1938)

MITOS JALAK LAWU

Mitos burung Jalak Lawu, nyaring bergaung di telinga masyarakat kaki Gunung Lawu. Konon, burung jalak berwarna kelabu ini sering muncul di depan pendaki. Bahkan, satwa ini diyakini bakal pengantar pendaki hingga ke Argo Dumilah, Pucak Gunung Lawu.
 
“Diyakini atau tidak, setiap saya mendaki pasti menemui Jalak Lawu. Brung itu menclok beberapa meter di depan kami. Kemudian terbang lagi dan menclok di depan kami lagi,” ujar Sunaerto, warga Plaosan, Magetan.
Sunarto merupakan salah satu warga yang gemar mendaki ke puncak Gunung Lawu. Dalam setahun kadang tiga hingga lima kali dia mendaki.Waktunya tidak tentu.”Setiap bulan Suro saya pasti naik,” lanjutnya.
Lelaki yang berprofesi sebagai aktivis pemerhati soal kemasyaraktan di Magetan itu tak lagi asing dengan keberadaan Jalak Lawu. Bahkan dia sering menjadikannya sebagai penunjuk jalan.”Warga Plaosan yakin, Jalak Lawu merupakan burung pemandu pendaki. Saya sendiri sering mengikuti arah terbang dia saat mendaki. Nyatanya gak pernah kesasar, meski cuaca tak bersahabat,” ujarnya.
Terdapat dua teknik mengamati keberadaan Jalak Lawu. Pertama, jika cuaca cerah bisa melihat arah terbangnya. Kedua, jika cuaca berkabut, musti dicermati suara pekikannya.
Belum diketahui pasti berapa ekor burung Jalak yang berhabitat di Lereng Gunung Lawu.Menurut warga sekitar, dulu burung berwana keabu-abuan ini banyak dijumpai di kawasan setempat. Tapi sekarang sudah jarang.
Konon, Jalak Lawu dulunya merupakan burung Jalak piaraan punggawa Prabu Brawijaya V yang diyakini musna di Gunung Lawu. Brung itu beranak-pinak dan terus berhabitat di kawasan gunung yang berlokasi di perbatasan Jatim-Jateng itu.

Posting Komentar

Anda dapat mengomentari artikel ini menggunakan akun google anda. Silahkan untuk masuk ke email anda / akun google kemudian berkomentar secara bijak.

Lebih baru Lebih lama

Paket Pendakian Gunung

Package Corporate

Package Honeymoon

Safary Trip

Xplore Wisata

XploreWisata merupakan salah satu jasa penyedia jasa layanan guide dan porter pendakian gunung.

Hubungi Admin