Pantai Parangkusumo, gerbang istana Nyi Roro Kidul

Pantai Parangkusumo, gerbang istana Nyi Roro Kidul

Reporter : Parwito | Minggu, 8 Juli 2012 12:51

Pantai Parangkusumo, gerbang istana Nyi Roro Kidul
Parang Tritis. pamumpuni.wordpress.com

Merdeka.com - Masyarakat Yogyakarta sampai saat ini meyakini adanya hubungan spesial antara Keraton Yogyakarta dengan penguasa pantai selatan, Nyi Roro Kidul. Hubungan spesial tersebut dimulai sejak pendiri mataram Panembahan Senopati. Dan di Pantai Parangkusumo lah hubungan spesial itu terjadi.

Pantai Parangkusumo merupakan salah satu pantai yang dikramatkan oleh penduduk sekitar kawasan Pantai Parangtritis, Kretek, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dalam tradisi Jawa, pantai Parangkusumo ini dianggap sebagai gerbang utama atau jalan tol menuju Keraton Gaib Laut Selatan, sebuah kerajaan Nyi Roro Kidul yang menguasai Laut Selatan (Samudera Hindia).

Berbagai acara labuhan, baik dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat maupun dari masyarakat setempat digelar di pantai Parangkusumo. Ritual Labuhan Keraton di Pantai Parangkusumo merupakan simbol ikatan dan kekuasaan antara keraton dan penguasa laut selatan.

Berdasarkan cerita almarhum Mbah Nono panggilan akrab RP Suraksotarwono juru kunci sekaligus sesepuh warga Pantai Parangkusumo yang baru meninggal sekitar dua bulan lalu, labuhan kepada Kanjeng Ratu Kidul merupakan sebuah ritual yang penting bagi Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Ratu Kidul berjanji untuk mengayomi Panembahan Senopati dan seluruh keturunannya dan Kerajaan Mataram ketika berada dalam kesulitan. Berdasarkan nasehat dari Ki Juru Mertani, Panembahan Senopati bermeditasi di Pantai Parangkusumo, sebuah pantai kecil di pinggiran Laut Selatan.

Meditasi yang luar biasa tersebut mengakibatkan "goro-goro" atau menimbulkan kekacauan di Kerajaan Segara Kidul (laut selatan). Kanjeng Ratu Kidul pun mendatangi penguasa Mataram tersebut dan mengatakan bahwa harapannya telah dikabulkan oleh Sang Maujud Agung.

Kemudian perjanjian antara Panembahan Senopati dan Kanjeng Ratu Kidul dibuat. Hubungan antara raja-raja Mataram dan Kanjeng Ratu Kidul telah memperkokoh legitimasi kebudayaan kepada Sri Sultan Hamengkubuono.

Cerita tersebut sampai sekarang masih dipercayai oleh masyarakat Yogyakarta. Sehingga masyarakat masih melakukan ritual di kawasan Cepuri sebagai tempat pertemuan antara Ratu Kidul dengan Panembahan Senopati dan juga di Kawasan Pantai Parangkusumo yang dipercaya merupakan keratonnya Ratu Kidul.

Meski hanya sebuah cerita yang turun temurun, masyarakat tetap melakukan semedi di Pantai Parangkusomo kata Mbah Nono. Pada tahun 1973 ketika akan diberi limpahan jabatan dari ayahnya, dia didampingi ayahnya melakukan semedi Pantai Parangkusmo.

Saat itu tiba-tiba air laut surut dan terlihat adanya sebuah kerajaan. Saat dia masuk, dari depan kerajaan terlihat seperti ada gerbang yang megah. Melewati gerbang terlihat bangunan seperti pendapa yang dilengkapi tiga tangga yang terbuat dari batu yang sangat indah dan sangat bersih.

Ketika ingin menaiki pendopo tiba-tiba sosok Ratu Kidul muncul. Seketika itu juga Mbah Nono langsung menundukkan wajah sebagai bentuk penghormatan bagi penguasa laut selatan.

Setelah sekian lama tertunduk, tiba-tiba Ratu Kidul menjamah kepala Mbah Nono seraya mengatakan untuk menerima tanggung jawab yang diberikan ayahnya, menjadi penerus juru kunci Cepuri. Melalui pengalaman gaib itulah dia menerima tanggung jawab sebagai juru kunci Cepuri, tempat pertemuan antara Panembahan Senopati dengan Ratu Kidul.

Sebagai juru kunci Cepuri, kakek yang telah dikarunia empat cucu ini menyatakan, terdapat dua tempat lokasi untuk melakukan ziarah yaitu di Batu Besar yang disebut Sela Ageng dan Batu Sengker atau batu gilang. Di lokasi Sela Ageng inilah pertama kali Penembahan Senopati melakukan semedi. Namun karena tidak nyaman, maka Panembahan Senopati berpindah tempat ke lokasi batu sengker (batu kecil) yang lokasinya di bagian selatan Sela Ageng.

Saat bersemedi di batu kecil (Batu sengker) inilah Panembahan Senopati bertemu dengan Ratu Kidul yang ceritanya Ratu Kidul bersedia membantu dan mengamankan kerajaannya beserta keturunan Penembahan Senopati (Raja Keraton Yogyakarta). Dengan janji dari Ratu Kidul itulah sampai sekarang ritual Labuhan yang dimulai dari doa di sela sengker hingga dan berakhir dengan Labuhan di Kawasan Pantai Parangkusumo masih terus dilestarikan. Sampai kini, ritual tersebut sudah masuk menjadi agenda budaya dan wisata di Pantai Parangkusumo, Kretek, Bantul, Yogyakarta.

sumber : http://www.merdeka.com

Parangkusumo, the palace gates Nyi Roro Kidul

Reporter: riria | Sunday, 8 July 2012 12:51
Parangkusumo, the palace gates Nyi Roro Kidul
Parang Ancol. pamumpuni.wordpress.com

Merdeka.com - Community Yogyakarta until now believe the special relationship between the Court and the authorities southern coast, Nyi Roro Kidul. The special relationship started since the founding desire Panembahan. And in Parangkusumo is a special relationship that happens. Parangkusumo is one of the beaches dikramatkan by people around the Beach Parangtritis, Yogyakarta (DIY). In Javanese tradition, Parangkusumo beach is regarded as the main gate or the highway leading to the palace Invisibility South Sea, a government that controls Nyi Roro Kidul South Sea (Indian Ocean). Various events anchorage, both of Keraton Yogyakarta Sultanate and the local community was held on the beach Parangkusumo. Ritual Keraton Beach Breakwater Parangkusumo a symbol of bonding and of powers between the palace and the ruler of the southern ocean. Based on the story of the late Mbah nickname Nono RP Suraksotarwono caretaker at once elder citizens Parangkusumo who died about two months ago, anchorage to the Yorkshire moors is a ritual important for Keraton Yogyakarta. moors promised to protect Panembahan and all his descendants and the Kingdom of Mataram when in trouble. Based on the advice of Ki Juru Mertani, Panembahan meditating in Parangkusumo, a small beach on the outskirts of the South Seas. Meditation is an extraordinary result "goro-goro" or cause chaos in the kingdom of the South Seas (South Sea). Queen of the South came to the ruler of Mataram and said that his hopes had been approved by the Supreme pieces. Then the agreement between Panembahan and Yorkshire moors made. Relationship between Mataram kings and queen have strengthened cultural legitimacy to Sri Sultan Hamengkubuono. The story is still believed by the people of Yogyakarta. So people still perform rituals in the area Cepuri as a meeting place between the moors with Panembahan and also in areas that are unlikely Parangkusumo is keratonnya moors. Although only a story that has been passed down, people are still doing meditation in Parangkusomo Beach Granny Nono said. In 1973 when the department will be given overflow of his father, he accompanied his father doing meditation Parangkusmo Beach. It was suddenly the tide is low and there is a government. As she entered, from the front gate government looks like there are magnificent. Through the gates of the building looks like a gazebo equipped three stairs made ​​of stone is very beautiful and very clean. When you want to climb the hall suddenly appeared the figure of the moors. Immediately Nono granny directly subjecting face as a form of respect for south sea power. After a long bowed, suddenly moors head touched Granny Nono saying to accept the responsibilities given to his father, became the successor to the caretaker of the place. Through a magical experience that he accepted responsibility as caretaker of the place, a meeting place between Panembahan Queen of the South. As the caretaker of the place, the grandfather of four grandchildren have been granted this state, there are two places to make a pilgrimage site in Batu Besar, which is called the Rock huge and sacred stone or stone. The location is the first time Huge Rock Panembahan doing meditation. However, because of uncomfortable, then Panembahan migrate to the site of rescue rocks (pebbles), which are located in the southern part of the Great Rock. When meditating in a small stone (Batu rescue) is Panembahan met with the story Queen of the South Queen of the South is willing to help and secure its government and its descendants Panembahan (King Keraton Yogyakarta). With the promise of Ratu Kidul That is until now ritual of prayer corridor, which begins on the sidelines and end up with a rescue to Breakwater Beach Area Parangkusumo still observed. Until now, the ritual has entered into a cultural and tourist agenda in Parangkusumo, Sanden, Bantul, Yogyakarta.

Jadwal OpenTrip XploreAdventure BB 7A722B86 Call. / SMS / WA / Line / WeChat 085643455685: http://www.xplorewisata.com/2015/02/pantai-parangkusumo-gerbang-istana-nyi.html#ixzz3Rdg1jlDJ
Follow us: @syarifain_ on Twitter | cikarsya.yogyakarta on Facebook

Posting Komentar

Anda dapat mengomentari artikel ini menggunakan akun google anda. Silahkan untuk masuk ke email anda / akun google kemudian berkomentar secara bijak.

Lebih baru Lebih lama

Paket Pendakian Gunung

Package Corporate

Package Honeymoon

Safary Trip

Xplore Wisata

XploreWisata merupakan salah satu jasa penyedia jasa layanan guide dan porter pendakian gunung.

Hubungi Admin